HARI PAHLAWAN 10 NOPEMBER
Masihkah kita ingat dan menghormati pahlawan-pahlawan bangsa? Dijaman
Pemerintahan Bung Karno Hari Pahlawan 10 Nopember selalu diperingati dengan
hikmat. Rakyat, terutama para pelajar dan generasai muda pada umumnya selalu
dengan semangat mengikuti dengan hikmat upacara-upacara peringatan dan
mengheningkan cipta mengenang para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa
raganya bagi kemerdekaan dan keutuhan bangsa. Bangsa yang beradab selalu
menghormati dan menjunjung tinggi pahlawan-pahlawannya, menghargai dan
menjunjung tinggi pengorbanan para pahlawan itu.
Di era Orde Baru Suharto peringatan difokuskan pada 1 Oktober yang disebut Hari
Kesaktian Pancasila dan 1 Maret memperingati 6 jam pendudukan Jogjakarta untuk
mengagungkan Suharto sang dikatator seakan hanya dialah pahlawan penyelamat
bangsa ini. Tanpa rasa malu sedikitpun Suharto menikmati hasil rekayasa sejarah
yang mengagungkan dirinya dan melecehkan pahlawan-pahlawan sejati bangsa ini.
Bahkan mengangkat dirinya menjadi Jenderal Besar.
Peringatan Hari Pahlawan tahun ini agak bertepatan waktu dengan perintah
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta untuk membuka, memeriksa dan mengadili kembali
perkara pidana korupsi mantan Presiden Suharto. Juga bertepatan waktu dengan
buronnya Tommy Suharto, terpidana yang kabur/bersembunyi karena ketakutan
menjalani hukuman penjara 18 bulan sebagai konsekuensi dari tindak pidana yang
dilakukannya.
Agar tidak mengkhianati pahlawan-pahlawan bangsa yang sudah mengorbankan jiwa
raganya bagi kemerdekaan dan keutuhan bangsa Indonesia, bagi keharuman nama
bangsa di arena pergaulan internasional, Pemerintah era transisi di bawah
Presiden Abdurrahman Wahid harus menuntaskan kasus-kasus kejahatan mantan
diktator Suharto dan keluarga serta kroninya, baik kejahatan ekonomi yang kini
dalam proses pengadilan, maupun dan terutama kejahatan kemanusiaan dan
pelanggaran hak asasi manusia yang telah menelan ratusan ribu, bahkan jutaan
nyawa rakyat Indonesia.
Tommy Suharto harus segera dipenjarakan. Hukum harus dihormati dan ditegakkan
oleh rezim Gus Dur ini. Jangan biarkan hukum dipermainkan terus. Cukuplah 34
tahun hukum menjadi mainan keluarga Suharto.
Hormatilah pengorbanan para pahlawan bangsa.
Jakarta, 10 Nopember 2000
Gustaf Dupe
Koordinator KAP T/N